KABAR PAPUA

Minggu, 20 November 2016

KABAR PAPUA


KABARPAPUA. Akhirnya, Provinsi Papua melakukan pengiriman perdana kayu olahan jenis Merbau ke luar negeri, tepatnya ke Shanghai, Cina. Pelepasan eksport perdana kayu olahan ini dilakukan secara resmi Gubernur Papua Lukas Enembe di Pelabuhan Jayapura, Kota Jayapura, Papua, Sabtu, 9 April 2016.
Pengiriman perdana kayu olahan jenis Merbau itu merupakan tahap pertama sebanyak 40 kontainer atau setara 600 meter kubik dalam bentuk olahan. “Eksport perdana kayu olahan dari Papua ini bertepatan tiga tahun masa kepemimpinan saya sebagai Gubernur Papua,” kata Lukas.
Menurut Lukas, sumber daya alam Pupua cukup kaya, hanya saja selama ini tak dikelola untuk kesejahteraan masyarakat. “Banyak kayu dari Papua dibawa keluar secara illegal. Bahkan hutan habis, tapi rakyat tetap miskin. Ini yang menjadi masalah kami di Papua,” jelasnya. 
Lukas mengaku, pihaknya telah membentuk tim ekonomi untuk melakukan kajian ekonomi dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Indonesian Sawmill Woods Association (ISWA), Pelindo, dan bidang lain dengan harapan agar ke depan Papua bisa mengeksport sendiri hasil sumber daya alamnya.
Dana abadi yang berasal dari dana otonomi khusus (otsus) Papua, kata Lukas, diharapkan bisa diinvestasikan, guna meningkatkan pendapatan daerah. “Sebab tak ada gunanya kami menyimpan dana abadi yang berasal dari otsus, lebih baik kami gunakan untuk investasi saham, sehingga memberi kontribusi bagi daerah nantinya,” jelas Lukas.
Menunrut Lukas, jika hal itu dilakukan dan investasi itu sudah berjalan, jelas nantinya tak perlu lagi meminta uang ke pemerintah pusat. “Tapi potensi alam yang dimiliki Papua diolah menjadi penggerak ekonomi daerah dan mendatangkan pendapatan daerah. Misalnya, hasil ikan laut Papua juga melimpah, tinggal bagaimana memanfaatkan,” katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Ormuserai mengatakan, pihaknya akan memberikan kemudahan bagi industr untuk memenuhi tuntutan eksportir, agar ekspor kayu olahan bisa berkelanjutan dan jumlahnya terus bertambah. “Sebab permintaan ekportir agar ekspor bisa langsung ke negara tujuan, paling sedikit ada 100 kontainer atau setara 1500 kubik kayu olahan,” katanya. ***(Katharina Louvree)

0 komentar :

Posting Komentar